Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya, yang dikenal sebagai surga tersembunyi di ujung timur Indonesia, memiliki daya tarik luar biasa lewat alamnya yang indah dan budayanya yang kaya. Tapi di balik pesonanya, masih ada sejumlah tantangan yang dihadapi masyarakat. Mulai dari bidang sosial, kesehatan, sampai urusan sains dan teknologi. Hal ini juga menjadi semakin nyata ketika menyentuh wilayah-wilayah Raja Ampat yang lebih terpencil. Namun, angin perubahan mulai berembus. Melihat kondisi tersebut, sejumlah mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) memutuskan untuk tak hanya belajar di balik meja, tetapi juga turun langsung menyelami denyut nadi kehidupan masyarakat Raja Ampat melalui program Kuliah Kerja Nyata–Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN–PPM).
Salah satu tim yang ikut ambil bagian untuk mengabdi adalah Tim KKN–PPM UGM Tabea Pulau Raja 2025. Tiga puluh mahasiswa yang tergabung dalam tim tersebut akan menjalankan misi sosial dan pemberdayaan di Desa Mutus dan Desa Bianci, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya dengan mengusung tema “Optimalisasi Pembangunan Berkelanjutan melalui Community Based Tourism serta Ekonomi Biru dan Hijau untuk Pemberdayaan Potensi Lokal melalui Peningkatan Pendidikan di Desa Mutus dan Desa Bianci.” Tim ini menyusun program berdasarkan kebutuhan di lapangan dengan berharap setiap langkah bisa dijalankan secara berkelanjutan dan membawa dampak jangka panjang bagi masyarakat. Program tersebut juga sekaligus menjadi salah satu bentuk penilaian dan syarat kelulusan bagi para mahasiswa yang berangkat sehingga diawasi secara langsung oleh Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM (DPkM UGM).
Tim KKN–PPM UGM Tabea Pulau Raja akan diterjunkan pada 20 Juni 2025 menuju Kabupaten Raja Ampat. “Setelah observasi panjang dan mendetail yang telah dilakukan oleh tim sebelumnya, kami telah siap untuk mengeksekusi titik-titik masalah utama pada kedua desa ini. Pada tahun ini, sesuai Sustainable Development Plan yang kami rancang, kami akan berfokus ke pembenahan perekonomian desa melalui berbagai program kerja dari lintas klaster yang telah kami rancang secara matang,” ujar Rifky selaku Koordinator Mahasiswa Unit (Kormanit). Dengan semangat kolaborasi dan pemberdayaan, tim KKN–PPM UGM Tabea Pulau Raja berharap kehadiran mereka dapat memberi kontribusi nyata dalam mendorong pembangunan desa yang inklusif dan berkelanjutan, sesuai dengan nilai-nilai yang diusung dalam program ini.
Program-program unggulan dari tim KKN–PPM UGM Tabea Pulau Raja 2025 mencakup berbagai sektor, mulai dari ekonomi, teknologi, hingga pendidikan dan kesehatan. Di bidang ekonomi, tim akan mendampingi pelaku UMKM lokal lewat pelatihan digital marketing, pengemasan produk, serta pemanfaatan platform daring untuk promosi. Di sisi lain, pendekatan teknologi berfokus pada pengenalan sistem energi terbarukan sederhana, seperti pemanfaatan sabut kelapa menjadi briket dan edukasi energi surya. Tim juga mendorong masyarakat untuk mengolah limbah organik rumah tangga menjadi pupuk cair dan padat, sekaligus menumbuhkan kebiasaan hidup ramah lingkungan.
Di bidang sosial dan pendidikan, tim akan menjalankan pelatihan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), edukasi gizi untuk anak dan ibu, serta pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut. Program lainnya mencakup edukasi lingkungan berbasis kearifan lokal, penguatan literasi, hingga pembinaan karakter anak melalui kegiatan kreatif dan tematik. Semua program ini disusun dengan pendekatan partisipatif, melibatkan warga sejak awal agar hasilnya bisa terus berlanjut meski masa KKN telah usai. Tujuannya jelas, agar masyarakat tak hanya terbantu sesaat, tapi juga lebih siap dan mandiri dalam menghadapi tantangan di kemudian hari.
Program-program unggulan ini dirancang untuk mendorong kemandirian ekonomi desa lewat penguatan kapasitas warga dalam berwirausaha, sekaligus memperluas akses terhadap energi yang bersih dan terjangkau. Pemanfaatan potensi lokal juga menjadi fokus utama, agar sumber daya yang ada bisa diolah secara optimal dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Tak hanya itu, program ini juga ingin menumbuhkan kesadaran lingkungan yang lebih kuat, serta membangun kerja sama yang setara antara mahasiswa, universitas, pemerintah daerah, dan warga desa. Sinergi ini diharapkan bisa menjadi fondasi jangka panjang dalam menciptakan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan di Raja Ampat.
“Kami harap dengan berangkatnya kami ke Desa Mutus dan Bianci, dapat menjadi langkah nyata dalam menghadirkan perubahan positif di berbagai aspek kehidupan di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), serta mampu menjadi jembatan kolaboratif yang memperkuat semangat kolaborasi antara mahasiswa, universitas, dan masyarakat dalam pembangunan desa yang inklusif dan berkelanjutan,” tambah Rifky.
Tim KKN–PPM UGM Tabea Pulau Raja sendiri terdiri dari mahasiswa lintas disiplin ilmu yang akan melaksanakan program pengabdian selama 50 hari. Sebagai bagian dari komitmen tim untuk menciptakan dampak yang lebih luas dan berkesinambungan, Tim KKN–PPM UGM Tabea Pulau Raja juga membuka ruang kolaborasi dengan berbagai pihak. “Kami masih membuka peluang kerja sama bagi mitra UMKM maupun mitra lainnya yang memiliki visi serupa dalam mendukung pemberdayaan masyarakat dan pengembangan desa. Kami sangat terbuka terhadap kolaborasi yang bersifat mutualistik demi memperkuat dampak yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” tutup Rifky.
