Dinas Kebudayaan DIY dan Komunitas Mulyakarya Seniman Kolektif memberikan dukungan penuh dalam gelaran Kukuruyug #10, sebuah acara lokakarya (workshop) dan lomba komik untuk anak SMA/SMK sederajat se-DIY yang diadakan setiap tahun sejak tahun 2015.
Gelaran ini diharapkan dapat menjadi pengalaman yang edukatif, menyenangkan, dan memotivasi, serta memberikan manfaat jangka panjang dalam pengembangan keterampilan dan minat anak-anak muda dalam bidang seni visual dan literasi.
Workshop dan Lomba Komik Kukuruyug #10 dilaksanakan pada tanggal 22-23 Agustus 2024 di Kaliurang, Sleman, Yogyakarta.
Kegiatan ini diikuti oleh 100 peserta pelajar SMA/SMK sederajat dari 42 sekolah se-DIY dengan mengambil tema “Sumbu Filosofi sebagai inspirasi dalam membuat komik tentang Jogja”.
Sebagai Kurator Kukuruyug, Danang Catur menjelaskan, dalam konteks pendidikan dan seni, Sumbu Filosofi Yogyakarta menawarkan inspirasi yang tak ternilai bagi para pelajar, selain itu sumbu ini mengajarkan tentang keseimbangan antara manusia dengan alam, kekuatan spiritual dengan kehidupan duniawi, dan masa lalu dengan masa kini.
Ketiga elemen ini dinilai penting sehingga dapat menjadi landasan kreatif dalam menggali ide dan tema untuk menciptakan komik yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mendalam dan bermakna.
Disbud DIY gelontorkan 45 juta, piagam penghargaan dan tropi sebagai penghargaan bagi 30 pemenang lomba komik yang hadir dalam pembukaan Pameran Yogyakarta Komik Weeks 2024, Jumat (11/10) di Langgeng Art Foundation, Suryodiningratan, Mantrijeron, Kota Yogyakarta.
Selain itu, karya mereka pun akan dipajang selama pameran berlangsung pada 11-20 Oktober 2024.
Pameran Yogyakarta Komik Weeks 2024 ini berusaha mengangkat konsistensi para komikus dalam menghadirkan gambar sekuensial sebagai medium bercerita dan menyampaikan pesan, sehingga dapat terus mengisi ruang literasi gambar para pembacanya.
Konsistensi tersebut sekaligus dapat dilihat sebagai sekuen masa yang mampu menginspirasi munculnya lapis demi lapis generasi komikus-komikus berikutnya yang terus bertumbuh.
Untuk itulah, 'Konsisten Sekuen' menjadi tema yang ditawarkan kepada seniman komik dalam pameran Yogyakarta Komik Weeks 2024 agar dapat diinterpretasikan, diterjemahkan, ditawar, ataupun dikritik dengan konsistensi karya masing-masing.
Kurator Komik Weeks 2024, Terra Bajraghosa mengatakan, perdebatan mengenai identitas terkait pemilihan nama untuk menyebut komik Indonesia sebagai cergam atau pilihan lainnya, terus terjadi di media sosial.
Selain itu, podcast yang membahas komik Indonesia pun semakin meningkat jumlahnya, meskipun ada juga yang membingkainya dalam sudut pandang yang terbatas.
Di era digital ini, budaya komik telah mengalami transformasi besar. Dari bentuk cetak ke platform digital, sehingga dapat dinyatakan bahwa komik telah menemukan cara baru untuk berinteraksi dengan audiensnya.
Jangkauan komik pun diperluas melalui Webtoon, komik digital, dan animasi pendek, sehingga dapat menjangkau pembaca di seluruh dunia dengan lebih cepat dan lebih mudah.
Melalui gelaran ini, komik tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang, menjadi bagian dari budaya global yang terus berubah.
(Retjo Buntung/Icha Dara)
