RETJO BUNTUNG 99.4 FM JOGJA
LIVE STREAMING
RETJO BUNTUNG 99.4 FM JOGJA

Peringati 20 Tahun Tsunami Aceh, Film Dokumenter 'SMONG Aceh' Tayang Perdana di JaFF 2024

Icha Dara | 07 Desember 2024
Peringati 20 Tahun Tsunami Aceh, Film Dokumenter 'SMONG Aceh' Tayang Perdana di JaFF 2024

Ajang film internasional Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JaFF) 2024 yang digelar pada 30 November - 7 Desember 2024, berhasil menarik pegiat dan penikmat seni untuk hadir di XXI Empire, Yogyakarta.

Festival ini menjadi ajang penayangan perdana bagi beberapa film Indonesia, salah satunya SMONG Aceh yang terpilih melalui Official Selection dan tayang perdana terbatas di JaFF 2024, Kamis (5/12/2024).

Film dokumenter ini hadir sebagai bagian dari peringatan 20 tahun tsunami Aceh yang menelan lebih dari 200 ribu nyawa, pada 26 Desember 2004 silam.

Melalui karya ini, Sutradara Dokumenter SMONG Aceh, Tonny Trimarsanto berusaha mengangkat kilas balik tentang bagaimana bencana tsunami Aceh menjadi bencana alam paling mematikan dalam sejarag modern Indonesia.

Tonny menjelaskan, bahwa pembuatan film ini diperuntukkan sebagai bahan diskusi tentang film dan kebencanaan, khususnya informasi tentang tsunami.

Karya apik ini diproduksi pada Agustus hingga September 2024. Sineas Indonesia ini pun membutuhkan 2 kali trip untuk memetakan lokasi dan mengumpulkan data-data ilmiah dari narasumber.

"Di sini ada banyak sekali materi yang saya gunakan. Dari film Serambi 2005 yang diproduksi bersama Christine Hakim dan material dari Metro TV. Kita gabungkan semuanya untuk menceritakan SMONG Aceh," ujar Tonny setelah penayangan perdana Film Dokumenter SMONG Aceh di XXI Empire, Yogyakarta.

Karya ini bercerita melalui prespektif dan pengalaman dari dua tokoh asli Aceh, yaitu Sharina dan Juman yang berasal dari dua daerah berbeda.

Sharina merupakan penduduk Banda Aceh yang selamat dari tsunami 2004. Derita kehilangan seluruh keluarga dan teman, mendasari langkahnya untuk mengabdikan diri sebagai peneliti kebencanaan.

Sebagai seorang dosen di Lhokseumawe, Sharina kerap melakukan riset dan membuat program untuk mengedukasi anak-anak agar paham lebih dini tentang bencana alam dan tsunami.

Sedangkan Juman adalah musisi tradisional Aceh asal Simeulue yang rajin berkeliling pasar dan gerai kopi untuk memainkan nandong (kesenian tradisional Simeulue).

Melalui seni tradisional itu, Juman menyenandungkan kisah tentang bahaya tsunami melalui seni untuk menjadi pengingat bagu generasi muda saat ini.

Smong ini di senandungkan melalui lagu dan puisi sehingga tidak mengandung unsur menakutkan, melainkan pengajaran bagi masyarakat, khususnya anak-anak terkait mitigasi bencana alam melalui petuah dan nasihat.

Istilah Smong, dalam bahasa asli Simeuleu berarti bencana tsunami. Ini merupakan kearifan lokal dari rangkaian pengalaman masyarakat setempat terhadap bencana tersebut.

Hal ini menunjukkan betapa berharganya kearifan lokal dalam kesiapsiagaan bencana, dan wawasan budaya lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Sehingga wawasan budaya ini pun sangat perlu diintegrasikan ke dalam edukasi publik secara nasional.

Sementara itu, Produser SMONG Aceh, Christine Hakim mengatakan, film ini tidak hanya dibuat untuk memperingati 20 tahun tsunami Aceh, tetapi juga sebagai langkah dalam mensosialisasikan tentang gempa dan tsunami kepada generasi muda, khususnya yang lahir setelah terjadinya bencana itu.

"Saya fikir film seperti ini amat sangat berharga sekali, mudah-mudahan tidak hanya diputar di festival seperti JaFF saja tapi juga di sekolah-sekolah," jelas Christine Hakim.

Dari aspek akademis dan sains, film dokumenter ini juga mengangkat testimoni dari peneliti, pengamat dan pemuka masyarakat.

Tak hanya tentang tsunami Aceh, film ini juga mengulas hasil temuan riset OceanX yang berfokus kepada megathrust dan tsunami, pada Mei 2024 .

Film ini diproduksi oleh Cinesurya, Rumah Dokumenter dan Christine Hakim Film dengan Tonny Trimarsanto sebagai sutradara dan Christine Hakim sebagai produser.

Selain itu, ada juga sejumlah nama besar yang ikut andil dalam pembuatan film dokumenter SMONG Aceh ini, yaitu Fauzan Zidni, Rama Adi dan Tia Sukma Sari sebagai produser, serta Tussy Hapsary sebagai produser eksekutif.

Sebagai informasi, Tonny Trimarsanto bersama Christine Hakim juga pernah memenangkan sederet penghargaan, salah satunya Piala Citra Film Dokumenter Panjang Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2024 belum lama ini.

Selain itu, Serambi juga menjadi film Indonesia pertama yang masuk dalam kategori Un Certain Regard di Festival Film Cannes 2006.

(Retjo Buntung/Icha Dara)

RETJO BUNTUNG FM

CITRA RADIO KELUARGA, begitulah kami dikenal oleh Pemiarsa di Seluruh Nusantara. Radio yang selalu memutar tembang - tembang terbaik dengan nuansa Klasik yang membuat para pendengar bernostalgia dengan suasana Jogja.

Jl. Jagalan - Beji No.36, Purwokinanti, Pakualaman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55166
(0274) 515670
Copyright © 2021 RETJO BUNTUNG FM

WHATSAPP INTERAKTIF