Berbagai film pendek warnai Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2024, termasuk tiga film pendek bertajuk 'Secinta Itu Sama Sinema' besutan dari MAXStream Studios yang tayang pada Rabu (4/12/2024).
Tiga film pendek yang diputar itu merupakan hasil kurasi terbaik dari sayembara yang sebelumnya digelar.
CO Executive Producer MAXStream Studios, Adityo Rengganegoro mengatakan, program tersebut ada sebagai bentuk kepeduliannya terhadap ekosistem sinema di Indonesia.
Adityo menilai, sayembara ini berhasil menarik antusiasme para pecinta sinema di Indonesia.
"Ada ratusan film pendek yang masuk. Kami pilih tiga dan ditayangkan perdana di JAFF ini," katanya kepada wartawan di Yogyakarta, Kamis (3/12/2024), malam.
Tiga judul film yang ditayangkan tersebut adalah A Must See Movie Before You Die, Final Draft, dan Little Rebels Cinema Club.
Ketiganya menceritakan tentang kehidupan masyarakat yang bersinggungan dengan sinema.
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara terbesar di Asia Tenggara yang ekosistem perfilmannya tumbuh secara signifikan.
Untuk itu, Adityo berharap, melalui tiga film pendek yang diproduksi dan dilakukan screening di JAFF ini dapat menstimulasi insan kreatif tanah air untuk terus berkarya.
"Indonesia punya jumlah layar penonton terbanyak dan kita paling kreatif di antara negara ASEAN. Cerita-cerita yang masuk banyak tentang bagaimana kita sehari-hari dengan sinema atau film," jelasnya.
Proses sayembara, kata Adityo, melibatkan para ahli perfilman yang diharapan dapat menghasilkan karya yang berkualitas.
Nantinya, film pendek ini tidak hanya ditampilkan di JAFF namun juga festival lain, dengan begitu dapat menjadi motivasi untuk mengembagkan talenta lokal dan cerita lokal secara nasional bahkan internasional.
Pemutaran tiga film pendek kali ini mengambil tema cerita tentang sinema itu sendiri. Hal ini, tak lepas karena Indonesia punya jumlah layar penonton terbanyak dan terbukti paling kreatif dibanding negara lain di Asia Tenggara.
"Cerita yang masuk banyak tentang bagaimana kita sehari-hari dengan sinema atau film. Tidak diragukan lagi untuk kreativitas teman-teman," pungkasnya.
(Retjo Buntung/Icha Dara)